January 10, 2007

Promosi Wisata : Indonesia vs Serbia

Hari ini saya sangat tergelitik ketika membaca salah satu harian lokal di Beograd, Serbia telah mencanangkan untuk melakukan promosi wisata dengan menggandeng jaringan CNN dengan slogan "Moments to Remember", anggaran yang dikeluarkan mencapai kurang lebih euro 500.000,- dan tentunya sebentar lagi kita akan bisa menikmati clip promosi wisata tersebut di jaringan CNN. Kenapa saya angkat dalam tulisan hari ini, karena sangat ironis menurut pendapat pribadi - Indonesia dengan tujuan wisata yang beraneka ragam dan anggaran promosi yang jauh lebih besar (anggaran promosi kita utk tahun 2004 saja sudah mencapai 9o miliar rupiah) terasa sangat hambar utk program promosinya karena keliatannya kita tidak mempunyai konsep promosi yang terintegrasi. Serbia dengan kondisi ekonomi yang masih morat marit akibat hantaman embargo selama 10 tahun dan kondisi politik dalam negeri yang masih gonjang-ganjing masih bisa berpikir jernih dengan mengeluarkan konsep promosi yang cukup solid.

Dalam era komunikasi saat ini justru kita masih tetap menggunakan cara-cara konvensional dalam melakukan promosi, iklan promosi di CNN merupakan salah satu cara yang cukup ampuh - sekali tayang paling tidak 127 juta orang akan melihatnya, bandingkan dengan cara-cara konvensional yang hanya menyebarkan brosur atau melakukan pertunjukan misi kesenian melalui kedutaan kita. Anggaran yang dikeluarkan pun mungkin akan sebanding apabila kita memanfaatkan jaringan televisi atau melakukan cara konvensional, yang jelas kalo saya lihat kita tidak mempunyai "goodwill" untuk melakukannya. Pernah satu atau dua kali saya lihat clip promosi Indonesia di CNN tapi kelihatan sekali kita tidak punya konsep yang berkesinambungan - padahal clip promosi yang kita miliki (yang pernah saya lihat dalam bentuk CD) tidak kalah atau malah lebih bagus ketimbang yang ditayangkan oleh negara lain. Percuma saja kalo kita sudah membuat clip dengan biaya yang mahal tapi tidak terdistribusi atau tidak ditayangkan.

Satu hal lagi yang menurut saya kurang "sreg", kita hanya sebatas mempromosikan Bali yang menurut pendapat saya sudah tidak perlu dipromosikan lagi karena semua orang di dunia ini sudah tahu Bali. Disamping tetap mempromosikan Bali kita harus mempromosikan obyek wisata lain yang bertebaran dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Saya punya pengalaman pribadi, suatu ketika saya melakukan perjalanan dari Beograd menuju Berlin melalui jalan darat. Pada saat istirahat di sebuah restoran, saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa orang bule di cafe bar - ketika tahu saya dari Indonesia, mereka bertanya tentang Bali karena mereka tertarik untuk pergi surfing di Uluwatu. Ketika saya menyebut Nias dan Lombok mereka sedikit terheran-heran dan komentar mereka "Nah itu salah satu kesalahan pemerintah anda, kenapa tidak mempromosikan obyek lain selain Bali - kita tahunya ya hanya Bali" deg hati saya ketika mendengar hal itu. So, tentunya kita juga tidak heran ketika Borobudur tidak masuk dalam rating sebuah polling salah satu 7 keajaiban dunia yang diselenggarakan oleh sebuah LSM New 7 Wonders karena apa tidak semua orang di dunia ini tahu Borobudur - karena kesalahan kita tidak pernah mempromosikan Borobudur.

Semoga tulisan saya ini salah dan semoga Pemerintah kita sudah punya konsep promosi yang jelas - sia sia saja anggaran promosi yang besar kalau konsepnya tidak jelas.

4 comments:

Aris Heru Utomo said...

wah mulai menulis diluar kompetensi nich dung. gak nulis N70. anyway, bravo. keep good work.

Pangarso D. Nugroho said...

he..he... abisnya udah mulai gemes nih mas

Anonymous said...

wah... kalo saya gemesnya dah dari taun alif mas.... bikin kepengen jadi politikus aja neh.... biar bisa ngritik....

Btw, gimana kabarnya Kosovo mas...? ini juga bisa mampir ke blog mas gara2x Kosovo merdeka...

city directory online said...

ada info seputar wisata ,klik di http://www.citydirectory.co.id/wisata