November 4, 2011

New7wonders, Suksesnya Sebuah Viral Marketing Alias “Getok Tular”

New 7 Wonders sukses mengguncang publik tanah air dengan segala kontroversinya, terlepas dari itu semua ada satu hal yang menarik dari kejadian ini yaitu contoh sukses sebuah viral marketing. Viral marketing atau gampangnya getok tular dalam terminologi orang Jawa, adalah sebuah teknik marketing yang memanfaatkan jaringan sosial untuk meningkatkan suatu branding atau untuk mencapai tujuan pemasaran tertentu. Di era informasi saat ini social media dan internet merupakan tool yang sangat ampuh untuk melaksanakan viral marketing.

Profesor Andreas Kaplan dan Michael Haenlein menyatakan bahwa untuk suksesnya sebuah viral marketing harus memenuhi 3 kriteria sebagai berikut :

  1. Media dan orang yang bertindak untuk menyampaikan pesan yang sedang dikampanyekan. Orang ini harus mempunyai jaringan sosial yang cukup luas dan dipercaya dan media yang gampang diakses oleh semua orang
  2. Pesan atau ajakan yang akan dikampanyekan yang mudah diingat dan menggugah orang untuk mengikutinya.
  3. Lingkungan yang mendukung dan waktu yang tepat untuk melancarkan program viral marketing.

Dalam konteks kampanye New7Wonders yang dilakukan oleh New Open World Corporation sayap bisnisnya Yayasan New7Wonders pimpinan Bernhard Weber yang hanya memiliki „kantor“ menumpang di sebuah private museum di Zurich, viral marketing dipilih sebagai alat yang sangat ampuh untuk mencapai tujuan bisnisnya – mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kampanye New7Wonders ini.

Seperti yang tercantum dalam websitenya New7Wonders, tujuan organisasi ini dan sayap bisnisnya adalah mencari keuntungan (lihat http://world.n7w.com/interesting-questions-and-answers/)

How is New7Wonders organised? Is it a Foundation or a commercial operation?

New7Wonders is both: a Foundation and a commercial operation. The New7Wonders organisation and movement is based on a similar structure to other major international events, such as the International Olympic Committee or FIFA, which are also very popular, with positive objectives while being commercially managed. At the heart of New7Wonders is the officially Swiss-registered not-for-profit Foundation, the New7Wonders Foundation, whose original mission is to organise the global voting campaign and to ensure the objectives are met. Swiss Foundation regulations are some of the most respected in the world, which is why many foundations and sporting bodies are based in that country. As with other Foundations, who cannot themselves by statute operate commercially, New7Wonders has formally transferred the commercial operation to its licensing company, NewOpenWorld Corporation, which then runs the commercial aspects to ensure the costs are covered and a surplus is generated by the end of the two campaigns. The best comparable example, which is of course much older than New7Wonders, is the National Geographic Foundation and the National Geographic companies. The National Geographic companies are a commercial business, which then shares some of their surplus with the National Geographic Foundation. In other words, one needs to operate commercially to ensure costs and revenues are intelligently managed, so that donations towards the Foundation can be generated.

Viral marketing dengan memanfaatkan media internet dipilih untuk untuk mencapai tujuan ini, New7Wonders melalui New Open World Corporation mendaftarkan 3 buah domain untuk tujuan ini, berikut hasil dari penelusuran melalui tool whois :

Registrant:




NewOpenWorld Corporation

Morgan y Morgan Trust Corp

Calle 53, Urbanizacion Obarro,

Panama, Republic of Panama 0000

PA


Domain Name: NEW7WONDERS.COM

Registrant:




NewOpenWorld Corporation

ATTN N7W.COM

care of Network Solutions

PO Box 459

Drums, PA 18222

US


Domain Name: N7W.COM

Registrant:




NewOpenWorld Corporation

ATTN VOTE7.COM

care of Network Solutions

PO Box 459

Drums, PA 18222

US


Domain Name: VOTE7.COM











Medianya telah dipilih yaitu internet, selanjutnya adalah orang-orangnya. New7Wonders bekerja sama dengan organisasi-organisasi atau LSM di beberapa Negara untuk mensukseskan kampanye ini. Dalam kasus Indonesia, setelah gagal bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, New7Wonders bekerjasama dengan Emmy Hafild dengan Organisasi Pendukung Pemenangan Komodo atau P2 Komodonya. Tidak cukup dengan P2Komodo, dibutuhkan figur Indonesia yang bisa mengajak seluruh komponen masyarakat Indonesia maka ditentukan Duta Komodo, Pak Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden yang tentunya mempunyai jaringan sosial yang cukup luas sekaligus memiliki sumber daya yang sangat besar.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna telepon seluler yang sangat besar, menurut Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno, saat menyampaikan sambutan di Indonesia Cellular Show (ICS) 2010 pelanggan telepon seluler di Indonesia kurang lebih 180 juta orang. Ini merupakan suatu potensi yang sangat besar sekaligus bisa dijadikan lahan untuk mengeruk keuntungan. New7Wonders sangat jeli melihat peluang yang ada dibandingkan hanya menggunakan media internet, SMS lebih menjanjikan dari sisi peluang untuk mendapatkan pemasukan. SMS premium kemudian dijadikan media untuk kampanye New7Wonders.

Selanjutnya adalah pesan apa yang akan disampaikan untuk menggugah masyarakat mengikuti ajakan. Ketik KOMODO kirim ke 9818 dipilih sebagai slogan untuk mengkampanyekan komodo. Tidak kurang Presiden SBY juga meneriakkan slogan yang sama ketika meresmikan bandara internasional di Lombok, dan tentunya gaungnya akan diikuti oleh semua orang. Masyarakat juga disuguhi berita bahwa banyak Presiden negara lain yang juga mendukung kampanye New7Wonders ini (lihat http://internasional.kompas.com/read/2011/11/03/14014977/Pemimpin.Dunia.Ikut.Pemilihan.New7Wonders ), efeknya adalah masyarakat percaya sehingga mengikuti slogan ini agar jagoan masing-masing tidak kalah. Slogan tersebut juga sangat cepat menyebar di sosial media seperti Twitter dan Facebook, efeknya sangat dahsyat karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna Twitter (nomor 6 di dunia) dan Facebook (nomor 2 didunia) yang sangat besar.

Lingkungan juga faktor yang sangat krusial, dengan timing yang tepat isu nasionalisme juga bisa digoyang untuk mensukseskan kampanye ini. Dalam kasus Indonesia, isu kadal air Malaysia masuk nominasi dihembuskan oleh orang-orang tertentu di dunia maya, alhasil rasa nasionalisme masyarakat Indonesia tergugah untuk mengikuti slogan di atas Ketik KOMODO kirim ke 9818.

Dari analisa di atas, New7Wonders dengan segala kontroversinya sukses menerapkan strategi viral marketing untuk mencapai tujuan kampanye ini - … runs the commercial aspects to ensure the costs are covered and a surplus is generated by the end of the two campaigns …alias mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Referensi :

Kaplan Andreas M., Haenlein Michael (2011) Two hearts in three-quarter time: How to waltz the social media/viral marketing dance, Business Horizons, 54(3), 253-263

http://world.n7w.com/interesting-questions-and-answers/

http://tekno.kompas.com/read/2010/07/14/13572832/Jumlah.Pelanggan.Seluler.Indonesia.180.Juta

http://internasional.kompas.com/read/2011/11/03/14014977/Pemimpin.Dunia.Ikut.Pemilihan.New7Wonders )

http://www.sysomos.com/insidetwitter/geography/

http://www.checkfacebook.com/

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/11/04/brk,20111104-364902,id.html

October 17, 2011

Facebook, Google, Yahoo = Open Source Intelligence

Internet tidak dipungkiri telah memberikan segudang manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah wahana penyedia informasi. Manfaat dari informasi yang diperoleh tergantung dari sudut pandang pemakainya – bisa digunakan untuk hal-hal yang baik, bisa juga digunakan untuk berbuat jahat. Dari sudut pandang aparat keamanan khususnya aparat intelijen, internet merupakan sumber intelijen terbuka yang maha luas tergantung teknik yang digunakan. Petikan wawancara Julian Assange (Wikileaks.org) dengan RT Russia baru-baru ini cukup menarik untuk disimak.

RT: And social networking, what role, do you think, sites like Facebook and Twitter, have played in the revolutions in the Middle East? How easy, would you say, is it to manipulate media like that?

JA: Facebook in particular is the most appalling spying machine that has ever been invented. Here we have the world’s most comprehensive database about people, their relationships, their names, their addresses, their locations and the communications with each other, their relatives, all sitting within the United States, all accessible to US intelligence. Facebook, Google, Yahoo – all these major US organizations have built-in interfaces for US intelligence. It’s not a matter of serving a subpoena. They have an interface that they have developed for US intelligence to use.

Now, is it the case that Facebook is actually run by US intelligence? No, it’s not like that. It’s simply that US intelligence is able to bring to bear legal and political pressure on them. And it’s costly for them to hand out records one by one, so they have automated the process. Everyone should understand that when they add their friends to Facebook, they are doing free work for United States intelligence agencies in building this database for them.

Dengan cara-cara yang dikemukakan oleh Assange, bagi aparat intelijen Amerika tentu akan lebih mudah memanfaatkan informasi yang terkumpul. Pertanyaannya apakah hanya Amerika saja yang bisa memanfaatkannya, tentu saja tidak. Semua aparat intelijen maupun perorangan bisa memanfaatkan informasi yang sudah tersedia bebas di internet tergantung teknik yang digunakannya untuk mengambil informasi tersebut.

Dikalangan militer, intelijen dan analis telah dikenal luas apa yang dinamakan open source intelligence (OSINT), sebuah teknik yang memanfaatkan internet sebagai sumber intelijen terbuka yang akan digunakan untuk melengkapi informasi yang dikumpulkan secara tertutup. NATO mendefinisikan OSINT sebagai unclassified deliberately discovered, discriminated, distilled and disseminated to a select audience in order to address a specific question. It provides a very robust foundation for other intelligence disciplines. Teknik ini melibatkan pemanfaatan search engine lebih khusus deep web search dan teknik-teknik analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Contoh ilustrasinya adalah apabila kita ingin melakukan profiling terhadap seseorang sebut saja Upik Abu, Facebook mungkin akan jadi rujukan pertama yang dilanjutkan googling dan mencari informasi specific lainnya melalui deep web search, di analisis sampai akhirnya akan terbentuk profile yang utuh dari si Upik Abu.

Cukup geli juga ketika beberapa waktu yang lalu beberapa orang yang meributkan BIN yang akan memantau Facebook. Sah-sah saja BIN melakukannya karena memang sudah menjadi tugasnya, nggak usah ribut-ribut dengan dalih melanggar hak privasi dan lain-lain karena memang informasinya tersedia luas di internet…kecuali memang ingin aktivitas kita di internet tidak diketahui orang …ada caranya tersendiri ….