February 2, 2007

Ahtisaari : status Kosovo ditangan Dewan Keamanan PBB


Ahtisaari dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden Boris Tadic mengatakan bahwa beliau telah mempresentasikan proposalnya kepada Presiden Tadic dan juga mengungkapkan rencana-rencana selanjutnya berdasarkan proposalnya tersebut. Presiden Tadic dalam tanggapannya menyatakan kembali posisi Serbia. Lebih lanjut Ahtisaari menyatakan bahwa tujuan dari proposal ini adalah memberikan landasan yang kuat bagi penentuan masa depan Kosovo yang stabil dan aman.

Ketika disinggung tentang kemerdekaan Kosovo, Ahtisaari menolak untuk membahas masalah ini sampai proposal final akan diberikan kepada Dewan Keamanan PBB. Ahtisaari menyatakan bahwa :

"It is up to the Security Council to decide on the final status. This is just a draft. In a world in which we live I believe it is the politicians’ responsibility to protect their citizens, and if they don’t, then it is up to the international community. That is also one of the principles, not only the respect of sovereignty. I am not a jurist, but I work with them and I am used to their arguments. We need to look at how similar issues were solved in the past".


Ditegaskan pula bahwa proposal ini merupakan sebuah kompromi dan Ahtisaari siap menerima masukan yang konstruktif demi terciptanya perdamaian, perlindungan minoritas dan warisan budaya yang ada di Kosovo. Proposal ini bukan merupakan proposal akhir penentuan status Kosovo tapi hanya merupakan draft yang masih harus dikonsultasikan kepada kedua belah pihak yang bertikai.

Sampai sejauh ini Pristina masih dalam keadaan tenang menanggapi proposal Ahtisaari, meskipun tidak tertulis pernyataan kemerdekaan. Namun demikian bentuk-bentuk kemerdekaan yang akan diberikan kepada Kosovo kemungkinan besar telah sedikit memuaskan pihak Pristina. Pristina menganggap hal ini hanya merupakan jalan antara menuju kemerdekaan sesungguhnya.

Kehadiran Ahtisaari di Beograd juga tidak luput dari demonstrasi. Demonstrasi digelar oleh asosiasi warga Serbia di Kosovo yang kehilangan keluarganya karena diculik. Menurut mereka kurang lebih 2500 etnis Serbia telah diculik dan dibunuh. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari KLA, NATO, KFOR dan UNMIK.

Photograph courtesy to FoNet

No comments: