July 30, 2007

Sego Kucing vs Sego Kanggo Kucing

Mungkin bagi rekan-rekan yang pernah tinggal di Yogya tentunya tidak asing dengan istilah "sego kucing", yang biasanya menjadi teman makan kebanyakan mahasiswa termasuk saya kalau lagi nongkrong malam hari. Menu sego kucing ini adalah nasi dengan lauknya orak arik tempe dan ikan tapi kalau mau lebih lengkap lagi ada sate telur puyuh, tahu isi, tempe dan tahu bacem dan makanan khas Jawa lainnya seperti "jadah" bakar. Sego kucing ini biasanya dijual dengan angkringan dan harganya juga murah Rp. 1000,- .... nggak tahu sekarang harganya berapa.

Mungkin rekan-rekan juga sedikit heran, kenapa kok hari ini saya posting "sego kucing" - saya cuma bernostalgia saja karena setelah sekian lama tidak mendengar istilah sego kucing hari Sabtu yang lalu saya mendengar celotehan seorang rekan "wah nek iki mah sego kucing ... sego buat kasih makan kucing"... kejadiannya dipicu saat kita mengadakan gathering untuk pertandingan olah raga. Nah pas makan siang ada pembagian box makan siang, celotehan tadi kedengaran setelah ada yang membuka box makanan - yang ternyata isinya nasi, sejumlah kecil ikan atau ayam saya nggak tahu dan satu butir telor pindang nan mungil. He..he... tadinya mau makan jadinya malah terbahak-bahak sendiri .... inget masa lalu ketika nongkrong malam hari di Yogya.... jadi inget lagunya Katon Bagaskara..... Yogya ... jadi geli sendiri, lah wong di luar negeri kok ya masih ketemu "sego kucing" bukannya ketemu roti keju.

Sampai di rumah saya masih merenung-renung, ini panitia kekurangan anggaran, nggak punya duit, mau ngirit atau memang niatnya kagak mau kasih makan... mbuh lah ora weruh ... yang jelas saya dan beberapa temen akhirnya menyatap "belo meso" ..... dodo mentok yang dibakar dibalut sama roti diisi sama bawang putih dan mentimun ... harganya cuma Din 160 kira-kira 2 euro .... sangat murah buat ukuran di Eropa (tapi kalau masih pake pikiran di Yogya ya 2 euro termasuk mahal soalnya kan kalau di kurs jadinya sekitar 24 ribu rupiah ... :D) karena belo meso ini termasuk makanan pinggir jalan seperti sego kucing ... tapi lebih manusiawi dibandingkan lunch box yang dibagikan... bener celotehan teman saya itu ... bukan sego kucing tapi sego buat kasih makan kucing.

10 comments:

symphony said...

Kenyataan yang sangat memalukan !!!
Malu kepada Warga Negara Asing yang berpartisipasi dalam acara tsb + menyantap menu "Sego Kanggo Kucing".
Turut prihatin dengan keadaan seperti itu :-(

Pangarso D. Nugroho said...

Waduh Jeng ... mau bilang apa, saya mah cuma orang kecil yang bisanya ngelus dada aja ... :D sama dg Jeng yg prihatin saja ... bisanya hanya berdoa smoga ontran-ontran ini cepat selesai ... semoga yg kemaruk cepat terpuaskan dahaganya ...

Anonymous said...

Salam meooong...

Rasa naftu berupa apapun... seringkali membuat orang lupa dengan visi dan misi. Bahkan lupa wibawa dan rasa malu.
Tugas kami semua yg di luar negeri, baik warga biasa apalagi yg di perwakilan (gaji mrk dibayar dari uang petani Indonesia)adalah untuk selalu dan setiap saat menjaga wibawa bangsa dan negara, serta selalu menampilkan ciri khas bangsa dengan rasa bangga. Apalagi jika hals tsb dibiayai negara.
Dan tetntunya, "nasi kucing" bukanlah yg perlu ditampilkan jika dana lebih dari cukup untuk menampilkan yg jauh lebih pantes.
Ini bukan lagi soal dana dan nasi kucing, ini adalah soal bagaimana kita menghormati dan maghargai orang lain. Dalam hal ini, melalui makanan yg disajikan. Tul, gak ?
Seringkali saya teringat kata2 seseorang yg hebat dalam hal menjaga diri dan wibawa, yaitu:
"Jika kita ingin dihormati, kita harus menghormati semua orang". Tanpa beda !
Memang awalnya terlihat sepele, nasi yg pas-pasan.... Tapi, jika dilihat dan direnungkan, hal2 seperti ini membawa pesan yang jauh lebih dalam. Dan yang membuat saya sedih sekali kadangkala.
Apalagi kalo inget bhw masih ada orang2 yg mau kenyang melalui perut orang-orang kecil, yang lapar.
Seperti apa yg telah saya katakan pada posting dulu, jangan takut. Kita semua yg di luar negeri, apapun pekerjaannya di LN.... kita semua adalah mata rakyat Indonesia.

Merdeka !!!

Pangarso D. Nugroho said...

Waduh Jeng Anon kalo kasih komentar pasti cespleng ... pedes kayak sambel uleg ... he...he.... , silahkan lho di blog saya ini terbuka kok menerima kritikan dan mari kita diskusikan utk kebaikan kita bersama. lah namanya urip di negerinya orang kan lebih baik kalo saling membantu dan saling mengingatkan ... dan untuk tetap menghargai "asas praduga tidak bersalah", mohon komentar yg menyangkut pribadi orang agar tetap disamarkan. ... kek..kek... bukannya membatasi lho ... biar diskusi kita tetap dlm koridor yg terhormat sesuai norma-norma yang berlaku ....

MERDEKA JUGA ....!!!!

Anonymous said...

sekedar ikut mengeong..

Nasi kucing, seperti apapun bentuknya, seperti apapun rasanya, seberapapun sedikitnya..bagi kaum kucing adalah tetap sumber penghidupan. Tetap merupakan penyambung nyawa kaum mereka..

Memang kaum kucing hanya bisa mengeong sesamanya sendiri. Tak apa meski kucing sering berkeliaran di got-got, di tempat sampah, sisa-sisa makanan manusia..tapi mereka masih punya harga diri, karna makanan yang mereka dapat adalah hasil mengais sendiri..

Ah tapi entahlah tetap saja ada tikus tikus yang selalu merasa kurang..tikus tikus yang senantiasa mengincar nasi kucing..


salameong.......

Pangarso D. Nugroho said...

Utk Bung Anon di atas saya, memang "tikus-tikus keparat itu" yang perlu di basmi. Biarpun terkadang kucing pun takut sama tikus-tikus got yang mungkin badannya jauh lebih "besar" - dalam konteks ini, mungkin kontrol yang dilakukan secara "bersama" kaum kucing bisa sedikit meredakan ulah tikus-tikus got. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti mengatakan apa adanya, bila itu benar katakanlah benar bila itu salah katakanlah salah.

salam meong juga

Anonymous said...

Ha...ha....ha.....Mas, sampe tertawa terpingkal-pingkal baca tulisan ini. Terus terang mas walaupun saya bergaji diatas Rp 15 juta tetapi saya juga sering makan di warung nasi kucing depan gang rumah saya, bukannya saya ini pelit tetapi kok rasanya lebih cocok dan lebih nikmat yah apabila bisa merasakan jadi orang kecil. Terus saya berpikir kita ini walaupun makan nasi kucing tetapi lebih baik dar pada makan nasi aking.
Salam dari jauh

Anonymous said...

Mas-mas...buat yang kangen sego kucing, hik, dan sate-satean di Jakarta..dan kebetulan lewat atau tinggal disekitar kalibata...dapat ditemukan warung sego kucing tersebut. Kalo dari Kalibata Mall, adanya sekitar 50 meter setelah jembatan Kalibata, disebelah kiri...Lumayan enak..dan buat tamba kangen.,,"ngucing"...hiks!

bejo said...

sego kucing enak tenan dirahabi ning alun-alun ditambah wedang jahe wah... seger... malem-malem angin sepoi-sepoi...tak dapat diungkapkan dengan kata-kata... lho tanan iki mas..! http://www.rahasiawebsitepemula.com/?id=2403

angkringan nasi kucing78 said...

mohon izin gabung ya...matur nuwun sebelumnya...

wahh.. artikelnya josss bener… heheh.. ditunggu artikel-artikel yg lain mengenai angkringan nasi kucing.

bagi rekan-rekan yang ingin memiliki usaha angkringan nasi kucing, silahkan kunjungi website kami di http://www.AngkringanNasiKucing78.com atau Hub : 085782660989 ( sms ), PIN BB : 21F3C098, Lokasi Bekasi timur.

Terimakasih
salam sukses & bahagia bersama