Internet tidak dipungkiri telah memberikan segudang manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah wahana penyedia informasi. Manfaat dari informasi yang diperoleh tergantung dari sudut pandang pemakainya – bisa digunakan untuk hal-hal yang baik, bisa juga digunakan untuk berbuat jahat. Dari sudut pandang aparat keamanan khususnya aparat intelijen, internet merupakan sumber intelijen terbuka yang maha luas tergantung teknik yang digunakan. Petikan wawancara Julian Assange (Wikileaks.org) dengan RT Russia baru-baru ini cukup menarik untuk disimak.
RT: And social networking, what role, do you think, sites like Facebook and Twitter, have played in the revolutions in the Middle East? How easy, would you say, is it to manipulate media like that?
JA: Facebook in particular is the most appalling spying machine that has ever been invented. Here we have the world’s most comprehensive database about people, their relationships, their names, their addresses, their locations and the communications with each other, their relatives, all sitting within the United States, all accessible to US intelligence. Facebook, Google, Yahoo – all these major US organizations have built-in interfaces for US intelligence. It’s not a matter of serving a subpoena. They have an interface that they have developed for US intelligence to use.
Now, is it the case that Facebook is actually run by US intelligence? No, it’s not like that. It’s simply that US intelligence is able to bring to bear legal and political pressure on them. And it’s costly for them to hand out records one by one, so they have automated the process. Everyone should understand that when they add their friends to Facebook, they are doing free work for United States intelligence agencies in building this database for them.
Dengan cara-cara yang dikemukakan oleh Assange, bagi aparat intelijen Amerika tentu akan lebih mudah memanfaatkan informasi yang terkumpul. Pertanyaannya apakah hanya Amerika saja yang bisa memanfaatkannya, tentu saja tidak. Semua aparat intelijen maupun perorangan bisa memanfaatkan informasi yang sudah tersedia bebas di internet tergantung teknik yang digunakannya untuk mengambil informasi tersebut.
Dikalangan militer, intelijen dan analis telah dikenal luas apa yang dinamakan open source intelligence (OSINT), sebuah teknik yang memanfaatkan internet sebagai sumber intelijen terbuka yang akan digunakan untuk melengkapi informasi yang dikumpulkan secara tertutup. NATO mendefinisikan OSINT sebagai unclassified deliberately discovered, discriminated, distilled and disseminated to a select audience in order to address a specific question. It provides a very robust foundation for other intelligence disciplines. Teknik ini melibatkan pemanfaatan search engine lebih khusus deep web search dan teknik-teknik analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Contoh ilustrasinya adalah apabila kita ingin melakukan profiling terhadap seseorang sebut saja Upik Abu, Facebook mungkin akan jadi rujukan pertama yang dilanjutkan googling dan mencari informasi specific lainnya melalui deep web search, di analisis sampai akhirnya akan terbentuk profile yang utuh dari si Upik Abu.
Cukup geli juga ketika beberapa waktu yang lalu beberapa orang yang meributkan BIN yang akan memantau Facebook. Sah-sah saja BIN melakukannya karena memang sudah menjadi tugasnya, nggak usah ribut-ribut dengan dalih melanggar hak privasi dan lain-lain karena memang informasinya tersedia luas di internet…kecuali memang ingin aktivitas kita di internet tidak diketahui orang …ada caranya tersendiri ….